Waktu Yang Menyihir

Oleh : Syai’un



“Dari Ibnu Abbas dia berkata: telah bersabda Rasululloh, seraya menasehati seseorang: Jagalah olehmu lima perkara sebelum datang lima perkara yang lainnya, jaga masa mudamu sebelum tuamu, jaga masa sehatmu sebelum datang waktu sakit, jaga masa kayamu sebelum miskin, jaga masa lapangmu sebelum masa sempitmu, dan jaga masa hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR Hakim).

Gema takbir .tahlil dan tahmid telah berkumandang, hari kemenangan telah datang, hilir kendarann memenuhi jalan sampai malam tiba. Malam itu Ramadhan berkata pada setiap insan yaang beriman. “Selamat tinggal sahabat, semoga kelak kita bertemu kembali dalam balutan keimanan.” Hanya sebagaian orang saja yang merasa terdayat hatinya ketika berpisah dengan Ramadhan. Harus mrnyambut hari yang fitri.

Daun-daun tertiup angin, bergugur tanpa perlawanan ke tanah. Pagi yang sibuk, setiap rumah dihidupkan oleh suasana hari kemenangan. Ketupat , opor, rendang, telah tersaji diatas meja. Diruang tamu , meja penuh dengan aneka kue-kue didalam kotaknya. Setiap insan membuat barisan antrian kamar mandi. Itulah yang kulihat pagi itu dikeluarga kecilku. Kami menyambut hari kemenangan ini seperti biasanya.

Hari itu sangat melelahkan, seteleh berpergian jauh bersillaturrahim pada sanak saudara. Aku menghempaskan diri ke kasur empukku. Tak lama aku terlelap tidur. Melepaskan kepenatan dan rasa lelah yang merangkap pada pundak.

Taman indah dihiasi permadani, dihiasi bantalan hijau, dibawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir dibawahnya. Banyak orang bermain-main dipinggiran sungai itu, mereka meminum air disungai tanpa ragu. Terasa melegakan . Burung-burung berkicau bernyanyi dengan indah. Setiap orang yang berada disana tersenyum bahagia dengan orang-orang disekitarnya. Dari sudut lain terllihat pelangi yang memanjakan mata. Taman bunga yang menghantarkan semerbak harum memanjakan ketenangan.

 Hanya sekejap baru kurasakan ketenangan disana, seketika awan gelap bergemuruh petir datang entah darimana sebelum kusadari. Semuanya menjadi gelap, taman, sungai orang-orang yang bergembira seketika lenyap seolah terhempas begitu saja. Aku dikelilingi kegelapan, tubuhku mulai bergetar. Aku berlari tanpa tentu arah, awan yang bergemuruh semakin memekakan telinga. Namun aku terjatuh , awan itu semakin mendekatiku. Aku tak bisa berbuat apapun, aku hanya bisa meringkuk berharap tak terjadi apapun padaku. Kupenjamkan mataku, kututup telingaku dengan tanganku. Saat kurasa awan itu akan menyambar dengan petirnya.

Hening.... tak ada apapun yang kudengar... lengang seolah berada pada ruang hampa. Awanpun sudah tidak ada. Aku terheran kemana sang awan yang mengerikan pergi. Setelah itu aku melihat seorang perempuan yang terbalut kain putih berjalan anggun menuju kearahku. Dia diiringi cahaya, wajahnyapun bercahaya, aku tak dapat melihat jelas karena cahayanya. Kurasa dia memegang sebuah buku. Dia semakin dekat kerarahku. Aku mulai bisa melihat jelas wajahnya, ia sungguh cantik, wanita paling cantik yang pernah aku lihat.

Ia tersenyum dan mengulurkan tangan yang memegang buku itu. “Ini adalah mimpimu, tak ada yang lain. Terimalah!” suara merdu wanita itu menyapa. Setelah kulihat lagi, wanita itu memberikan sebuah Al-qur’an padaku, memang terlihat seperti sebuah buku. Perlahan tanganku menggapai Al-Qur’an itu dan menerimanya. Wanita itu tersenyum padaku. Dia mulai menjauh pegi. “tunggu!! Kau siapa?”  Tanyaku padanya. “kau yang mengusir awan tadi?” .

Dia berbalik dan menjawab dengan senyuman.”Aku temanmu” suaranya sedikit kabur namun aku masih bisa mendengarnya. Perlahan dia menghilang bersama cahaya yang memudar.

“Nitaa bangun!!!” suara itu sangat kukenal saat ini. Aku terbangun dari tidur lelapku. Kulihat sekelilingku, aku masih berada dikamarku, tak ada awan gelap, tak ada wanita itu.

“Kamu abis mimpi apa sampe keringetan gitu?” tanya mamahku. Aku mengelap keringatku dengan tanganku.

“Pasti mimpi buruk yaa?! Makanya jangan tidur kalau habis ashar, gak boleh tahu!!” ujar mamah memperingatkan. Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

“Udah giih mandi , bentar lagi juga magrib !” perintah mamahku.

“iya mah “ Aku bergegas membersihkan diri.

***

Itulan waktu yang menyihirku memiliki sebuah mimpi. Mengambil alih mimpi-mimpi duniaku yang sebelumnya. Aku bercita-cita menjadi seorang designer. Menggambar adalah hobiku, saat kuliahat setiap pakaian, seolah aku dapat memproyeksikan kembali keindahan yang dapat kubuat. Tapi sekarang hal itu telah terpinggirkan oleh Mimpi yang baru, yang menjadi prioritas hidupku saat ini. Mimpi ini yang akan mengantarkanku pada mimpi-mimpi yang lain. Dia tidak hadir dengan menghancurkan harapan yang lain. Dia hadir untuk menolong, dengan cara dan jalannya sendiri.

“I HAVE A DREAM. TO BECOME, A HAAMILUL QUR’AN “

“What’s your dream?”