Oleh : Nurul Amaliah
Al-quraan adalah kalam illahi yang teramaat agung, kalam illahi yang diberikan kepada manusia terbaik sepanjang zaman, manusia terpilih diantara banyak orang-orang shalih , sebagai mukjizatnya, kitab yang begitu agung, yang hanya orang yang agung akhlaqnya yang pantas menerimanya. Adalah bukti cinta yang maha rahman dengan turunnya kitab yang mulia ini ,kitab yang menjadi pedoman dan petunjuk  bagi seluruh manusia dimuka bumi ini.
Tak banyak penulis akan sampaikan, hanya ingin membagi pengalaman bagaimana nikmatnya berinteraksi dengan al-quraan , kitab suci yang masih terjaga sampai saat ini dan sampai akhir zaman.
Begitu mulianya kitab suci al-quraan hingga Allah SWT menjadikan Jibril as sebagi pemimpin diantara para malaikat lain dengan segala kemuliaan yang Allah berikan , tidak hanya itu,Ramadhan menjadi bulan yang penuh barokah, bulan penuh ampunan serta rahmat, bahkan didalamnya terdapat satu malam yang kemuliaanya begitu agung, yakni lailatul qadr. Malam seribu bulan adalah malam dimana diturunkannya kitab yang agungdari  yang mha agung .
Tak hanya itu, Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi manusia terbaik, manusia mulia, bahkan menjadi pemimpin bagi para nabi dan rasul yang mulia, Karen al-quraan sebagai mukjizat . dan Allah SWT menjanjikan pahala dan ampunan bagi setiap siapa saja hambanya yang membaca, mempelajari, menghafalkan, serta menjawalkan isi kandungan Al-Quraan dengan penuh keikhlasan dan hanya mengaharap ridho-Nya.
Begitu mulianya Al-Quraan sehingga siapa saja yang dengan kemuliaan itu pasti menyertainya.
Dimulai dari tuntutan belajar, penulis memulai interaksi dengan Al-Quraan hingga akhirnya tumbuh kesadaran dari diri sendiri ingin lebih dekat dengan Allah SWT, penulis memutuskan Al-Qur’an adalah sebagai jalan serta wasilah mendekatkan diri dengan sang Maha Rahman . penulispun baru menyadari kemuliaan dari Al-Qura’an, dimana Al-Qu’an akan menjadi syafaat bagi siapa saja yang mempelajari bahkan sampai menghafalkannya, yang dengan hafalan tersebut akan mengantarkan kedua orang tua ke syurga-Nya. Bertemu dengan Raab-Nya serta Rasul-Nya. Inillah alasan mendasar penulis meyakini siapapun yang menjdi salah satu bagian dari penjaga Al-Qu’an, menjadi penabdi Al-Qur’an, Akan menjadi keluarga terdekat snag Maha Rahman, Insyaa Allah.
Tetapi dalam perjalanannya Allah Swt akan menguji seberapa besar kesungguhan kita dalam usaha mendekatkan diri kepada-nya, sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S Ali-imran aya 142, yang dalam artinya :
“Apakah kamu mengira akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantarakamu dan belum nyata orang-orang yang sabar”
Jika kita mentadabburi Ali-Imran ayat 142 ini, maka sesungguhnya Allah ingin melihat seberapa besar kesabran dan bukti nyata kesungguhan kita menuju keridhoan-Nya, ita menuju syurga-Nya. Dengan ini menjadi pengungat kepada penulis supaya selalu sabar dalam mempelajari Al-Qur’an ddn mempelajarinya.
Penulis meyakini bahwa Allah SWT akan melimpahkan ganjaran pahala bagi siapa saja yang sabar serta ikhlas dalam bersabar dengan kalam-nya.
Hal lain yang perlu diingat adalah ,meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, sesuai dengan firmannya dalam Q.S Ali-Imran ayat 159 yang artinya :
“kemudian apabila engkau telah membulaatkan tekad, maka bertaawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.  “ ayat ini menjadi pengingat bagi penulis untuk meningkatkan ketakwaan kepada sang illahi dengan tetap menjaga kesungguhan dalam hati untuk mempelajari dan mengahafalkan Al-Qur’an sebagai cita-cita tertinggi.
Nikmatnya berinteraksi dengan Al-Quraan , dirasakan oleh penulis ketika bertemu dengan ayat-ayat yang sangat perlu pemahaman lebih konsentrasi  serta focus dalam mengingatnya. Ayat-ayat yang lebih dikenal, oleh para penghafal Al-Quraan  adala ayat-ayat yang merindukan pembacanya untuk terus berlama-lma dengannya. Tidak ingin terlalu cepat atau dapat dikatakan pembacanya pindah keayat selanjutnya. Sungguh nikmat yang Allah SWT berikan kepada ayat-ayat seperti ini. Meskipun lebih banyak waktu mengingat serta memahaminya, akan membutuhkan semangat, kesabaran serta keilhlasan bagi pembacanya, karena tidak sedikit dari penghafal Al-Quraan akan menumpahkan air matanya, karena ayat-ayat tersebut. Ini adalah salah satu ujian bagaimana Allah melihat kesungguhan kita dalam belajar danmenghafalkan Al-Quraan , mungkin tidak sedikit juga dikalangan para penghafal Al-Quraan akhirnya putus asa dan tidak melanjutkan hafalannya karena ujian tersebut.
Maka dari itu penulis selalu menyelipkan do’a kepada Allah SWT agar selalu dimudahkan, dilancarkan, dikuatkan, , dijaga serta selalu diistiqomahkan kesabaran, keilhklasan serta semangat dalam menghafalkan ayat-ayat yang mulia ini.
Terakhir hal yang perlu diingat oleh para penghafal Al-Quraan adalah harus tetap menjaga akhlaq (habluminallah wa habluminannas), sikap serta tingkah laku perbuatan, jangan sampai bertentangan dengan nilai –nilai Al-Qur’an . tidak banyak juga dikalangan orang-orang yang mempelajari Al-Quraan dan menghafalkan nya, akhlaq seta sikapnya tidak mencerminkan penghafal Al-Qur’an. Sudah sepatutnya orang-orang yang dekat dengan Al-Quraan yang mulia. Semoga Allah SWT selalu membimbing serta mengingatkan kita  kepada hal-hal yang baik menuju keridhoan-Nya.
Hanya ini yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahan, mudah-mudahan Allah SWT selalu menjaga semangat jkita dalam mengahfalkan dan mempelajari Al-Qur’an ini, hingga akhir nanti bisa menjadi bagian dalam keluarga sang illahi Rabbi.